MAHAKARTA

MAHAKARTA

Selasa, 19 November 2013

PENTINGNYA JIWA NASIONALISME DI KALANGAN MAHASISWA

PENTINGNYA JIWA NASIONALISME DI KALANGAN MAHASISWA

Tidak ada yang berani menyangkal bahwa indonesia merupakan satu - satunya negara kepulauan didunia yang dianugerahi dengan beragam kekayaan alam maupun kekayaan budaya. Begitu banyak budaya daerah yang tersebar diseluruh tanah air, yang kesemuanya itu bermuara menjadi budaya nasional bangsa Indonesia. Perbedaan tersebut tidak lantas menjadi alasan untuk berpecah belah ataupun terkikisnya solidaritas dikalangan masyarakat Indonesia. hal itu tidak pula layak untuk dijadikan benteng perlindungan bagi tumbuh berkembangnya sikap sukuisme yang pada akhirnya merupakan kendala dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. menyikapi kondisi aktual yang berkembang, bangsa ini dihadapkan pada dua tantangan. Pertama, menjaga kemurnian esensi dan hakikat nasionalisme, yang berarti juga menjaga kemurnian nilai - nilai kemanusian. Kedua, berupaya secara aktif mengantisipasi perkembangan situasi zaman khususnya arus globalisasi yang sedemikian hebat pengaruh implikasinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada giliranya, dalam mengawal reformasi yang terus bergulir, maka semangat nasionalisme perlu digugah kembali.
Dalam konteks Indonesia, nasionalisme yang mendasarkan diri pada nilai - nilai kemanusian (perikemanusiaan) yang hakiki dan bersifat asasi, tujuannya mengangkat harkat, drajat, serta martabat kemanusiaan setiap bangsa untuk hidup bersama secara adil dan damai tanpa haru ada diskriminasi didalam hubungan-hubungan sosial sebenarnya rasa nasionalisme itu sudah dianggap telah muncul manakala suatu bangsa memiliki cita - cita yang sama untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan, sedangkan ciri nasionalisme Indonesia yaitu nasionalisme religius seperti yang dicetuskan oleh Ir. Soekarno adalah nasionalisme yang tumbuh dari budaya Indonesia. Nasionalisme relegius merupakan perpaduan antara semangat kebangsaan dan keberagamaan. Nasionalisme Indonesia bersumber kepada Pancasila, sedangkan semangat relegius bersumber kepada ajaran islam yang menjadi agama mayoritas masyarakat. Antara nilai-nilai pancasila dan islam dapat saling dikompromikan dan tidak saling bebenturan. Kedua unsur tersebut saling mengisi yang melahirkan semangat nasionalisme yang beragama dan semangat beragama yang nasionalis. Selain itu, nasionalisme juga disebutkan sebagai prinsip, rasa dan usaha yang patriotik serta dengan segala daya siap pula untuk mempertahankannya. Sedangkan semangat nasionalisme diartikan sebagai suasana batin yang melekat dalam diri setiap individu sebagai pribadi maupun sebagian bagian dari bangsa dan negara, yang diimplementasikan dalam bentuk kesadaran dan perilaku yang cinta tanah air, kerja keras untuk membangun, membina dan memelihara kehidupan yang harmonis dalam rangka memupuk dan memelihara persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban harta, benda bahkan raga dan jiwa dalam membela bangsa dan negara.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya zaman, berbagai peristiwa yang telah terjadi mengindikasikan mulai lunturnya jati diri bangsa Indonesia khususnya dikalangan pelajar dan pemuda yang berimbas terhadap penurunan semangat nasionalisme. Ironisnya, tatkala berbagai masalah menimpa bangsa ini, masih banyak para pemuda, politisi maupun kalangan elite yang masih mementingakan kepentingan golongan ataupun kelompok daripada kepentingan bersama. Banyak dari mereka belum sadar bahwa untuk mencapai kemerdekaan bangsa pada saat itu dibutuhkan perjuangan keras bahkan hingga mengorbankan nyawa mereka untuk mati demi sebuah kemerdekaan. Jika pada zaman pergerakan kemerdekaan semangat nasionalisme diperlukan dan dibangkitkan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah maka kini di era globalisasi semangat nasionalisme diperlukan untuk membangun bangsa menuju bangsa yang beradab, bermartabat dan bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan identitas kebangsaannya......RESIMEN MAHASISWA KHUSUSNYA adlah sebagai wadah pembangkit jiwa nasionalisme di kalangan mahasiswa dimana seorang menwa ,adalah sosok calon pemimpin bangsa yang di didik displin,berani dan,loyal serta rela mengorbankan tenaga dan pikiranya untuk mengabdi pada bangsa dan negara tanpa harus ada imbalan, menwa yang berdedikasi menyempurnakan ilmu keprajuritan sebagai pejuang dan pemikir....

oleh satmenwa manggala yudha 
universitas mercu buana yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar