MAHAKARTA

MAHAKARTA

Kamis, 20 November 2014

TEKNIK TURUN / RAPPELING





A.    PENGERTIAN :
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing, gedung, jembatan dll (medan vertical). Dikategorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung pada peralatan. Prinsip Rappeling adalah sebagai berikut :
1.      menggunakan tali reppel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
2.      menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
3.       menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun.

B.     PERALATAN RAPPELING :

Tali kernmantel yang dibuat pertama kali oleh EDELRID pada tahun 1951. Tali ini, seperti namanya, terdiri dari dua bagian ; KERN (bahasa jerman yang artinya INTI) dan MANTLE (bahasa inggris kuno yang artinya SELUBUNG/LAPISAN LUAR). Bagian inti memberikan kekuatan sekitar 70% dan bagian selubungnya yang juga tahan terhadap gesekan memberikan kekuatan sekitar 30%.  Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh Union Internationale des Associations d'Alpinisme (UIAA), suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm.
·         Kernmantel dibagi menjadi dua, yaitu :
-        Static Rope, tali yang memiliki kelenturan mencapai 2-5 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static banyak digunakan untuk rappelling.
-        Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok ( merah, jingga, ungu ).
Adapun table Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter sebaga berikut :
Diameter
Elongasi 80 kg ( % )
Kekuatan ( kg )
11
1,25
3000
10
2
2500
9
3
1800
8
4
1500
7
4
1000
Webbing solid 25 mm

1500 – 2400
Webbing tubular 25 mm

1800 – 2250

2.      Carabiners ( cincin kait )
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperti peniti. Ada 2 jenis carabiner :
·         Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
·          Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
Secara prinsip, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan runners ( titik pengaman ), sehingga carabiner dibuat kuat untuk menahan bobot tubuh. Persyaratan yang harus dibuat oleh assosiasi pembuat peralatan Single Rope Technik (SRT)  mengharuskan carabiner dapat menahan bobot 1200 kilogram force ( kp ) atau sekitar 2700 pounds. Sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 5000 pounds.
Carabiner yang terbuat dari campuran alumunium ( Alloy ) ini sangat ringan dan cukup kuat, terutama yang bebentuk D. Carabiner yang terbuat dari baja mempunyai kekuatan yang sangat tinggi sampai 10.000 pounds tetapi relatif berat bila dibawa dalam jumlah banyak.


Carabiner dibuat dalam beberapa bentuk Karakteristik, Seperti :




http://hurricane193.files.wordpress.com/2011/07/tipe-carabiner.jpg
1)      Oval : Symmetric. Kebanyakan dasar dan utilitarian, juga yang paling mahal. Kurva reguler halus lembut pada peralatan dan memungkinkan reposisi mudah beban. Kerugian terbesar mereka adalah bahwa beban dibagi merata pada kedua tulang belakang yang solid yang kuat dan sumbu terjaga keamanannya lemah.
2)      D : Bentuk asimetris transfer mayoritas beban mereka ke tulang belakang, sumbu carabiner terkuat.
3)      Offset-D : Varian dari D dengan lebih asimetri, memungkinkan untuk membuka gerbang lebih luas.
4)      Pear / HMS : Specialized oversized offset-D yang digunakan dalam belaying .

3.      Webbing ( tali pita )
Sering kali kita menyebut webbing sebagai sling atau sebaliknya. Webbing memiliki bentuk seperti pita, dan ada dua macam. Pertama webbing dengan lebar 25 mm dan berbentuk tubular, sering digunakan untuk :
·         Harness ( tali tubuh ), swami belt, chest harness, atau
·         Alat bantu peralatan lain, sebagai runners ( titik pengaman ), tangga ( etrier ) atau  untuk membawa peralatan.
Webbing yang lain memiliki lebar 50 mm dan berbentuk pipih, yang biasa digunakan untuk macam - macam body slings.


4.      Descendeur (alat untuk turun)
Alat ini digunakan turun tebing ( abseiling, rapeling ). Pada prinsipnya untuk menjaga agar pendaki tidak meluncur bebas. Keuntungan lainnya adalah tubuh tidak tergesek tali, sehingga tidak terasa panas.
 SATUAN MANGGALA YUDHA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2wRVmUt_am3Buzyxb1aYnP4qfjMOXfiu8gcWt6YNkS-jmPVaaiqiXg90grL6uZy_r8cj8gEPchZTeZV2uB8dSJbPuY3bCMXO1TjYurLfq0Xx83jXrRJ63ORZQL63Zgja11smbsPaHTXc/s1600/rc13.gif
Gb. Macam – macam Descendeur
Beberapa jenis descendeur :
a. Figure of eight
b. Brake bar
c. Bobbin ( petzl descendeur )
- single rope
- double rope
d. Modifikasi carabiner . Carabiner yang kita susun sedemikian rupa sehingga berfungsi semacam brake bar.

5.      Anchor
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Anchor dapat dibuat dari pemanfaatan webbing dan carabiners dengan tekhnik tertentu sehingga dapat digunakan sebagai tumpuan atau penahan beban.
 BY SATUAN MANGGALA YUDHA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar